Kasus pengintaian yang dilakukan oleh intelijen Amerika Serikat, National Security Agency (NSA), dibongkar satu persatu oleh sang agen, Edward Snowden.  Kali ini terungkap, salah satu praktiknya ialah menyerang 50 ribu  komputer dengan cara menyebarkan virus malware.rahasia ini terbongkar  dari salah satu dokumen yang dipublikasikan koran Belanda, NRC  Handelsblad. Dari sekian banyak rahasia yang dibongkar, salah satunya  ialah katagori CNE (Computer Network Exploitation), aksi NSA dalam  menyebarkan malware.
Dokumen tersebut berbentuk Pdf dan memberikan informasi mengenai aktivitas jaringan NSA, yakni Computer Network Exploitation (CNE). Aksi penyebaran malware untuk CNE ini dijalankan oleh tim elite hacker NSA dalam unit Tailored Access Operations.  Disebutkan, salah satu sasarannya adalah operator telekomunikasi di  Belgia, yakni Belgacom. Di sini, malware akan menginfeksi jaringan dan  mengeksploitasi data pelanggan operator yang menjadi targetnya.  Washington Post juga mengatakan sekira 20 ribu jaringan pemerintahan di  dunia diinfeksi oleh malware pada 2008. Dan empat tahun dari tahun  tersebut malware diperkirakan mengalami pertumbuhan menjadi 30 ribu.
Malware disuntikkan oleh NSA melalui komputer pribadi dan jaringan  server. Dan malware itulah yang akan bekerja mencuri seluruh data dari  komputer yang terinfeksi. Bahkan tak hanya komputer, tetapi juga  data-data sensitif yang ada pada server. 
Dalam keterangannya Snowden menjelaskan, malware yang ditanamkan oleh  NSA juga disebut penanaman 'quantum'. Ini menguntungkan NSA karena dapat  mengontrol dan mencuri data sekehendak hatinya secara remote dari jarak  jauh. "Aksi penanaman (malware) ini seperti menanamkan 'sel tidur' yang  suatu saat bisa diaktifkan dengan hanya satu tekanan tombol. 
Dalam kode sandi pengintaian NSA, terdapat kata 'necessary' (penting) yang juga berarti pada semua orang, kapanpun, dan dimanapun.
 
